BABEL|MEDIAREFORMASI.COM – Kegiatan diversifikasi pangan lokal yang digaungkan Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengambil tema ‘Sehat dan Bahagia dengan Pangan Lokal’ dengan tagar “Kenyang Tidak Harus Nasi”, Selasa (27/10/20), di Lapangan Bola Parit Lalang Pangkalpinang.
Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga, fokusnya tidak tertuju pada satu jenis saja.
Juaidi, Plt. Kepala Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengimbau agar masyarakat dapat mengonsumsi sumber pangan lain selain beras.
Selain lebih sehat, masyarakat juga dapat memanfaatkan tanaman khas yang ada di Bangka Belitung sebagai pengganti nasi. Sebut saja ubi jalar, singkong, jagung, talas, dan lainnya.
“Ada banyak makanan yang dapat membuat kita kenyang selain nasi. Semua itu produk lokal yang ada di Bangka Belitung. Misalnya ubi pinangbu, umbi khas Bangka Belitung yang satu umbinya setara dengan seporsi nasi. Selain itu, satu setengah ubi jalar dapat menjadi pengganti sepiring nasi,” ungkapnya.
Dalam penjelasannya, saat ini pemprov tengah berupaya mengembangkan sagu di Bangka Belitung. Harapannya, sagu bisa menjadi pangan alternatif pengganti nasi.
Sagu hasil produksi Bangka Belitung saat ini adalah sagu rumbia yang juga bisa dibuat Mie.
Hal ini untuk dapat memanfaatkan semaksimal mungkin hasil produk pangan lokal Bangka Belitung agar Bangka Belitung tidak lagi bergantung kepada produk luar yang hingga saat ini masih kita konsumsi.
Selaras dengan itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pangkalpinang, Suryo Subandoro menyebutkan bahwa, pemanfaatan lahan pekarangan secara maksimal dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga.
Selain itu, ini juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Hasil pekarangan diharapkan dapat mengubah pola konsumsi masyarakat yang terpaku pada satu sumber pangan.
“Diselenggarakannya pasar tani ini agar dapat menampung hasil pekarangan kelompok tani ataupun karang taruna. Kemudian juga untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat agar beragam, bergizi, seimbang, aman, serta mengubah konsumsi pangan masyarakat dari beras menjadi umbi-umbian, jagung, kentang dan lainnya karena, kenyang tidak harus nasi,” tutupnya.
Penulis : Edi Sapros
Editor : Aris