Kaltim|mediareformasi.com – Rapat Koordinasi (Rakor) Antisipasi dan Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalimantan Timur yang pagi tadi dibuka Gubernur Isran Noor, resmi ditutup Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim Yudha Pranoto, Selasa siang (25/8/2020).
Ada dua catatan penting yang disampaikan mantan Kepala Badan Kesbangpol Kaltim itu, sebelum secara resmi menutup rapat koordinasi tersebut.
Pertama perlunya peningkatan sinergitas antara seluruh pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan, baik pusat maupun daerah untuk antisipasi dan penanganan karhutla.
Menurut Yudha, sebagai makhluk sosial, ada atau tidak ada bencana, kita harus selalu bersinergi.
Ia lantas menganalogikan, sinergitas itu ibarat mendidik seorang anak. Perlu sinergi kedua orang tua, ayah dan ibu. Jika kedua orang tua enggan bersinergi, maka sang anak akan menjadi generasi yang kurang berhasil. Tapi jika ada sinergi yang kuat antara ayah dan ibu, maka anak akan menjadi generasi yang berguna bagi bangsa dan negara.
“Itu contoh sederhana. Apalagi untuk urusan mencegah dan menangani bencana kebakaran hutan dan lahan. Saya mohon kita semua dapat terus meningkatkan sinergitas. Seperti pesan Pak Gubernur tadi, kita harus ambil bola, jangan saling menunggu,” tegas Yudha.
Pesan penting kedua, sebut mantan Dandim Malinau itu, jangan NATO alias no action talk only.
“Maksudnya, jangan banyak bicara, tapi tidak ada action di lapangan. Saya berharap kita semua terus meningkatkan sinergitas, saling memberi semangat dan semoga badai Covid-19 ini segera berlalu dan kita bisa beraktivitas seperti sedia kala,” seru Yudha lagi.
Rakor bertema Penguatan Satuan Tugas (Satgas) Pengendali Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan Kalimantan Timur itu diikuti tidak kurang 95 peserta yang terbagi, 30 peserta tatap muka langsung di Ballroom Hotel Jatra dan 65 peserta lainnya mengikuti rapat koordinasi melalui virtual zoom meeting. (humasprovkaltim)
Penulis : Tri Jaya
Editor : Aris