SEMARANG | mediareformasi.com – Di tengah pandemi Covid-19 ini, Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan secara sederhana tanpa pertunjukan teatrikal yang menceritakan perlawanan rakyat Indonesia menghadapi penjajah.
Pertunjukan diganti dengan pemutaran video teatrikal tahun lalu dan pemberian pin kehormatan bagi para veteran, di Museum Mandala Bhakti Semarang, Rabu (14/10/2020).
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyematkan pin kehormatan tersebut kepada para veteran tersebut. Meski diguyur hujan lebat, peringatan berlangsung khidmat.
Seorang veteran yang mendapatkan penghargaan, Werdiniati mengaku tak menyangka mendapatkan pin kehormatan dari Gubernur Jawa Tengah. Padahal, tahun lalu ia sudah mendapatkan penghargaan dari Istri Gubernur Jawa Tengah, Siti Atikoh.
“Tahun kemarin saya dapat penghargaan dari Ibu Gubernur. Kok bisa? Ya bisa kalau kita menghargai pejabat. Terimakasih mau memperhatikan. Kita sudah tua masih dikumpulkan, ditanya,” ungkap Werdi.
Dia menceritakan bahwa dia hidup di kawasan Bergota Semarang dengan kondisi sederhana. Meski demikian, dia menjalani dengan senang, terlebih melihat anak-anaknya sukses dalam kariernya.
“Anak saya ada 8, mantu 8, cucu 14, cicit 7,” sebutnya.
Saat ini usaianya sudah 89 tahun. Dia pun berdoa agar dipanjangkan umurnya dan bisa melihat negara ini tertata dengan baik sesuai harapan para leluhur.
“Meski sudah meh 90 tahun, saya minta jangan dipanggil dulu. Saya ingin melihag negaraku temoto sakmestinya seperti yang jadi pengarepe leluhur agung, kasembadan, lan kawilujengan,” ucapnya.
Dia pun berpesan kepada generasi muda agar tanggungjawab kepada bangsa dsn negara. Caranya yakni dengan bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajiban.
“Kalau sekolah yang sungguh-sungguh sekolah, kalau bekerja tanggungjawab dengan pekerjaannya,” pintanya.
Sementara, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, peringatan secara virtual ini merupakan bentuk adaptasi kebiasaan baru. Menurutnya, kondisi saat ini tidak boleh membuat warga berhenti untuk maju.
Dia mengatakan, pertempuran lima hari harusnya menetas kepada generasi muda. Hanya saja aksi heroismenya berbeda.
“Hari itu melawan Jepang, hari ini melawan Covid-19. Yang dibutuhkan sama yaitu persatuan, perjuangan dan kontribusi semua masyarakat,” sebutnya.
Ganjar menambahkan, masyarakat harus menjadi tentara yang hebat untuk menyelamatkan bangsa dan negara di masa pandemi ini. Caranya dengan menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
“Termasuk ketika menyampaikan aspirasi, harus dilakukan dengan baik dan tidak lempar-lemparan karena bisa jadi ada yang terluka. Kita butuh nilai-nilai dari kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai dari persatuan Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga berbincang dengan salah satu veteran bernama Werdiniati yang sudah berusia hampir 90 tahun.
“Saya tidak memberi pesan, justru beliau luar biasa, menceritakan jika beliau punya anak yang setiap hari diwajibkan untuk cinta kepada bangsa dan negara. Membangkitkan semangat kebangsaan agar mau menolong sesama. Ini sesuatu yang berarti, dan membuat kita bisa kokoh berdiri,” paparnya. (Diskominfo Semarang)
Penulis : Slamet
Editor : Anggi Saputra